Selasa, Juli 28, 2009

Tidak Putus Asa


Jangan Putus Asa yakkk...




2 Korintus 4:16-18
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Bacaan Alkitab setahun: Amsal 21; Efesus 4; Pengkhotbah 8-9

Artis Dinah Shore berkata, "Tidak ada situasi yang tanpa harapan, yang ada hanyalah orang-orang yang kehilangan harapan dari situasi yang ada." Hidup itu bukanlah tergantung pada situasi, melainkan tergantung pada orang yang menghadapi situasi itu. Putus asa tidak pernah akan menolong Anda atau membuat situasi menjadi lebih baik. Bila Anda tetap berpengharapan dalam keadaan yang buruk sekalipun, maka lebih besar kemungkinan bagi Anda untuk dapat mengubahnya menjadi lebih baik.

Tahun 1741 merupakan tahun yang terburuk dalam kehidupan George Frederick Handel. Operanya gagal dan perusahaan ditutup. Yang lebih buruk lagi, Ratu Caroline meninggal dunia sehingga kesempatan untuk menciptakan lagu bagi istana tertutup. Handel juga menderita stroke sejak beberapa tahun sebelumnya.

Namun pada tahun yang sama, Handel menerima sebuah sajak dari Charles Jennens. Jennens memintanya untuk membuat sajak tersebut menjadi musik yang indah. Dalam keterpurukan yang sedang dihadapinya, Handel tidak tenggelam dalam situasi sulit itu. Handel bekerja siang dan malam untuk membuat musik dari sajak itu. Ia bekerja keras selama 22 hari sehingga sering kali ia lupa makan dan tidur.

Pada waktu lagu itu selesai, Handel tahu bahwa lagu itu akan menjadi sebuah masterpiece. Pada tahun 1742, "Messiah" karya Handel dipertunjukkan untuk pertama kalinya dan menerima sambutan yang luar biasa. Kata-kata yang ditulis oleh Jennens telah memberi inspirasi musik yang hebat bagi Handel yang sedang dalam keadaan putus asa. Kata-kata dalam lagu itu begitu hidup bagi Handel.

"He was despised and rejected of men. He looked for someone to have pity on him, but there was no man. He trusted in God. God did not leave his soul in hell. I know that may redeemer liveth. Rejoice. Hallelujah!"

Tidak ada situasi yang tanpa harapan, yang ada hanyalah orang-orang yang kehilangan harapan dari situasi yang ada.



Sumber: 365 Hari Perjalanan Bersama Tuhan

Senin, Juli 27, 2009

Jangan Duduk Saja, Bangkitlah!

Bangkitlah..!! Cemangattt dunkk!!

2 Raja-Raja 7:3,5
Empat orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati? Lalu pada waktu senja bangkitlah mereka masuk ke tempat perkemahan orang Aram. Tetapi ketika mereka sampai ke pinggir tempat perkemahan orang Aram itu, tampaklah tidak ada orang di sana.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 15; Matius 15; Yunus 1-4

Tidak perduli seberat apa pun masalah yang Anda hadapi saat ini, tidak perduli sejauh mana Anda berada di bawah tekanan, dalam waktu 24 jam Anda dapat berada di puncak gunung yang tertinggi.

Anda mungkin berpikir bahwa hal itu mustahil. Namun hal itulah yang ada di dalam pikiran orang-orang Samaria dalam 2 Raja-raja 7. Negeri mereka dilanda kelaparan. Musuh mengelilingi mereka dan semua sumber bahan makanan tidak diizinkan masuk ke Samaria.

Dan dalam keadaan seperti itulah Tuhan mengatakan kepada nabi Elisa bahwa dalam 24 jam seluruh situasi itu akan berubah. Harga tepung dan gandum akan bernilai beberapa sen saja, dan akan tersedia makanan berlimpah untuk semua orang.

Lalu siapa yang dipakai Tuhan untuk mengubah situasi itu? Empat orang kusta! Empat orang kusta itu bukannya duduk saja dan mengasihani dirinya sendiri menunggu ajalnya tiba karena ketiadaan makanan. Mereka mengambil resiko masuk ke perkemahan musuh. Dan sewaktu mereka tiba di sana, mereka tidak melihat seorang musuh pun. Perkemahan musuh telah kosong melompong dan seluruh perbekalan mereka tergeletak begitu saja. Ternyata para malaikat Allah telah menakuti pasukan musuh sampai lari kocar-kacir dan mereka meninggalkan makanan yang cukup untuk memberi makan seluruh penduduk Samaria!

Seringkali Anda dan saya seperti orang-orang dalam kisah ini. Perhatian kita hanya terpusat pada masalah kita, bukannya terpusat pada firman Tuhan. Kita membiarkan diri kita dikelilingi oleh suara-suara negatif dari dunia ini sehingga visi kita untuk mencapai kemenangan tersingkir dari pandangan kita. Ketika hal itu terjadi, iman dan kuasa mulai surut dan masalah kehidupan menimpa kita.

Bila hal itu terjadi dengan Anda, berhentilah menangis. Berhentilah melihat pada masalah Anda dan mengasihani diri sendiri. Hal itu tidak akan mengubah sesuatu. Sebagaimana Tuhan melakukannya terhadap Elisa, Tuhan juga memberikan Anda Firman. Ia menjanjikan kepada Anda kemenangan. Ia berjanji untuk menjadikan Anda seorang pemenang.

Jadi, jangan duduk saja sampai Anda mati. Jangan menerima kekalahan begitu saja. Bangkitlah dengan iman. Berdirilah atas firman Tuhan dan berpeganglah atas firman dalam hidup Anda. Marahlah kepada setan, usirlah dia. Marahlah terhadap penyakit yang Anda derita. Marahlah terhadap kemiskinan dan mulailah memberi. Bangkitlah dan terimalah kelepasan dari Tuhan.

Janji Tuhan yang penuh kemenangan diberikan dalam setiap permasalahan hidup Anda. Bangkitlah dan jangan pernah menyerah!



Sumber: Kenneth & Gloria Copeland – Dari Iman ke Iman

Minggu, Juli 26, 2009

Tidak Bisa atau Tidak Mau

mmmm...Tidak Mau atau Tidak Bisa


1 Yohanes 5:3
Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 4; Matius 4; 2 Tawarikh 20-21

Ketika tiba saatnya untuk mengungkapkan perasaan kita, hanya sedikit dari kita yang lebih jujur dari anak-anak. Seorang ayah mengalami kesulitan untuk membuat anaknya patuh kepadanya. Ketika anak itu ditanya mengapa ia tidak mentaati ayahnya, ia menjawab, "Ayah, saya tidak ingin melakukannya!"

Sebagai orang Kristen, banyak di antara kita tidak sejujur anak itu. Kita sering mengungkapkan banyak alasan saat tidak taat pada kehendak Allah, padahal alasan yang sebenarnya karena kita tidak ingin melakukannya.

Ada seorang teman yang menikah dengan orang Jerman dan harus meninggalkan Indonesia untuk ikut dengan isterinya. Ketika keluarga mereka tinggal di Berlin Barat, teman saya mulai mengabaikan kebiasaan membaca Alkitab dan berdoa. Alasannya ia tidak punya waktu untuk itu. Ketika akhirnya mereka pindah ke Swiss dan pada kenyataannya waktu yang dimilikinya lebih banyak, ternyata untuk membaca Alkitab dan berdoa secara teratur pun tetap tidak dilakukannya.

Pada akhirnya ketika ia membuka Alkitab, ayat yang dibacanya adalah 1 Yohanes 5:3 yang berbunyi, "Inilah Inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perinyah-Nya." Setelah membaca ayat tersebut, ia pun menyesali sikapnya yang telah lama mengabaikan Tuhan. Dia mengatakan bahwa pada saat itu Tuhan memenuhi hatinya yang hampa dengan kasih pengampunan-Nya. Sejak saat itu, membaca Alkitab dan berdoa menjadi kegemarannya. Kasihnya kepada Tuhan yang telah diperbaharui membuat dirinya dan keluarganya ingin melakukan kehendak-Nya lebih daripada melakukan kehendaknya sendiri.

Apakah Anda mengetahui kehendak Allah bagi Anda? Apakah Anda mengasihi-Nya dan ingin melakukan kehendak-Nya?

Sikap hati yang mengasihi Allah adalah inti dari ketaatan Anda terhadap segala perintah-Nya.